Rabu, 06 Februari 2008

THE HEART SPEAKS

THE HEART SPEAKS
Penulis: Mimi Guarneri M.D
Dengarlah Jantung Anda Bicara.
Dengan penelitian baru yang inovatif, Dr. Guarneri memadukan sains dan drama sang jantung. Ia mengungkapkan jantung sebagai organ kompleks dengan banyak sisi dan mengeksplorasi ilmu baru yang menunjukkan bahwa jantung bekerja sebagai pembangkit listrik dirinya sendiri, memiliki kecerdasan, ingatan, dan kemampuan membuat keputusan yang terpisah dari pikiran

Dr. Guarneri menghabiskan awal-awal kariernya sebagai mahasiswa kedokteran yang keranjingan kerja dan kurang tidur, dan terbiasa melihat jantung sebagai pompa mekanis sederhana. Namun, seiring dengan bertambahnya pengalaman, ia mulai meyakini bahwa masih ada yang tersembunyi di balik setiap detak jantung pasien-pasien yang ditanganinya. Dia pun menyadari bahwa praktik dokter malah membuat dirinya merasa lebih sebagai tukang reparasi yang andal daripada menjadi seorang dokter.
Pasien-pasien yang ditanganinya menunjukkan betapa pentingnya riwayat hidup jantung. Mereka mengajar-kan bahwa penyakit koroner adalah penyakit fisik, emosional, dan juga spiritual. Di sanalah letak pertemuan antara dunia kedokteran modern yang konvensional dan jenis penyembuhan yang dikenal sebagai pengobatan alternatif.

Dari detak jantung yang berkejaran di saat kondisi jantung gawat ke ritme lembut sentuhan penyem-buhan, Dr. Guarneri menarik pembacanya ke perba-tasan antara hidup dan mati. Ia membawa kita dalam eksplorasi memikat misteri jantung, seperti mengapa penerima cangkok jantung dapat tiba-tiba menam-pilkan sifat khas donor jantung mereka atau mengapa seseorang yang memiliki arteri koroner normal dapat terkena serangan jantung. Karena hanya dengan memahami jantung secara mendalam—jantung batiniah, yang dipengaruhi oleh permusuhan, stres, dan depresi; jantung emosional, yang dapat hancur oleh perasaan kehilangan; jantung yang cerdas, yang memiliki sistem sarafnya sendiri; jantung spiritual, yang merindukan tujuan yang lebih luhur; dan jantung universal, yang berkomunikasi dengan jantung lain—kita akan benar-benar dapat menyembuhkan.

DR. MIMI GUARNERI MENJEMBATANI JURANG ANTARA JANTUNG DAN JIWA, MEMADUKAN SAINS TERKINI DAN TEKNOLOGI DENGAN KESADARAN MENDALAM BAHWA JANTUNG MANUSIA LEBIH DARI SEKEDAR POMPA FISIK.

Penderita penyakit jantung di Indonesia kini diperkirakan mencapai 20 juta. Dapat dibilang, penyakit jantung merupakan "pembunuh nomor satu" di Tanah Air, bahkan di seluruh dunia.

Sebaik apakah Anda mengenal jantung Anda sendiri? Seberapa sering Anda mendengar suara jantung Anda? Tidak perlu menjadi dokter spesialis untuk memahami bahasa jantung. Tidak perlu mengernyitkan dahi atau mencari kamus kedokteran untuk menyimak apa yang jantung Anda katakan.

Pujian Pada Buku Ini:

“Dr. Mimi Guarneri adalah dokter langka, sama ahlinya dalam membuka jantung dengan stent ataupun dengan kasih sayang. Ia adalah seorang ahli yang brilian dan penyembuh hebat. Dalam buku yang sangat dalam ini, ia melukiskan jantung dalam semua dimensinya, menyatukan kemajuan terbaru dari sains paling canggih dengan kearifan kuno, yang diambil dari pengalaman luar biasa yang ia alami. Buku ini dapat mengubah hidup Anda dan mungkin bahkan menyelamatkannya.”
Dean Ornish, M. D., penulis Dr. Dean Ornish\'s Program for Reversing Heart Disease dan Love & Survival
“Dalam buku yang inovatif dan menyentuh ini, Dr. Guarneri mampu menangkap inti penyembuhan. Memadukan penelitian terbaru dengan kisah-kisah sejati tak terlupakan, ia mengajarkan kita bagaimana mendengarkan bahasa jantung yang lembut, berpikir dengan kearifannya, bergembira dalam kenangan yang penuh kasih, dan berhubungan dengan jantung yang lain.”
Paul Pearsall, Ph.D., penulis The Heart\'s Code: Tapping the Wisdom and Power of Our Heart Energy Angina adalah cara jantung berkomunikasi kepada pemiliknya dengan berseru, “PERHATIKAN!”

LINK:
THE HEART SPEAKS
Beli Via Toko Buku Serambi Online
Lini: Risalah Ilmu dan Falsafah

Beragama Dengan Akal Jernih

Beragama Dengan Akal Jernih
Penulis: Idrus Shahab
Tajam, Lugas, dan Pasti dalam Beriman,
Damai, Sejahtera, dan Selamat dalam Kehidupan

Menurut agama apa pun, Tuhan haruslah menjadi pusat segala tujuan, kecintaan, dan harapan. Namun, kekeruhan pikiran umat beragama saat ini tak lagi mendukung penegakan keyakinan ini. Sekularisme begitu leluasa mementahkan keandalan agama sebagai sumber kebenaran. Para pemeluk agama pun gontai dalam beriman. Bagai komputer yang terkena virus, pikiran mereka mengalami “hang”.

Buku ini mengajak kaum beragama untuk melakukan “rebooting” pemikiran. Agama mesti dikembalikan pada posisi tertingginya, yakni pengawal kehidupan umat manusia. Uniknya, buku ini berupaya mengantar kaum beriman memasuki agama mereka lewat pintu logika dan matematika. Dengan sarana berpikir yang tajam, lugas, dan tak berperasaan ini, pembaca diajak menghayati dan mengembangkan bukti-bukti kebenaran iman yang bisa diterima oleh semua otak waras.

Banyak kritik yang dilontarkan penulis terhadap epistemologi sekuler—yang telah membuat dunia ini meluncur ke jurang kebinasaan. Banyak pula ulasan logis dan matematis seputar keberadaan Tuhan, keesaan dan kemahakuasaan-Nya, kemustahilan keabadian alam, kebangkitan sesudah mati, takdir, dan beberapa pertanyaan bodoh tentang Tuhan. Semua ini disajikan demi aktifnya akal jernih kaum beragama dalam memahami realitas, demi berkembangnya sains ilahiah yang menjadi rahmat bagi seluruh alam.


LINK:
Beragama Dengan Akal Jernih
Beli Via Toko Buku Serambi Online
Lini: Risalah Ilmu dan Falsafah

Dutch Culture Overseas

Dutch Culture Overseas
Penulis: Frances Gouda
Ekspansi kolonial bangsa Eropa mengarah pada gagasan-gagasan Belanda tentang masyarakat berkeadaban, atau sikap-sikap fleksibel dan relatif dermawan komunitas Belanda terhadap "pihak lain" yang tengah ditaburkan (dalam kata Yunani, "diaspeirein") di empat penjuru dunia. Dalam beberapa hal, ekspor nilai-nilai kebudayaan Belanda ke seberang lautan seperti Amerika Utara tak banyak memberi makna baru "kebelandaan". Namun, di Indonesia kolonial, adat dan tradisi politik Belanda tertransformasi dalam proses migrasi menuju tempat-tempat eksotik.

Dalam buku ini, Frances Gouda mengkaji cara-cara Belanda membawakan gaya kolonialnya ke dunia luar. Mengapa para warga sebuah banga Eropa yang kecil dan tak signifikan secara politik mampu tampil senatural dan senormal peradaban dan pulau jajahannya yang lebih tua seperti Jawa dan Bali? Bagaimana para penduduk kolonial Belanda menerangkan perbedaan-perbedaan budaya antara diri mereka sendiri dengan orang-orang yang dianggap "primitif" di kepulauan Indonesia?

Dalam upaya memahami praktik-praktik "berjender" pemerintahan kolonial di Hindia Timur Belanda, Gouda juga mengeksplorasi interaksi para wanita Belanda dan Indonesia dengan pria-pria Eropa.

LINK:
Dutch Culture Overseas
Beli Via Toko Buku Serambi Online
Lini: Risalah Ilmu dan Falsafah

The Genetic Gods (Tuhan-Tuhan Genetis)

The Genetic Gods (Tuhan-Tuhan Genetis)
Penulis: John C. Avise
Siapakah yang menguasai nasib manusia? Penemuan ilmiah terbaru dalam bidang genetika telah mengungkap betapa besarnya pengaruh gen terhadap kehidupan manusia. Gen-gen kita menentukan takdir bentuk tubuh dan kesehatan kita. Tak hanya itu, kebudayaan, kepribadian, dan kecenderungan moral kita pun sedikit-banyak dipengaruhi oleh gen. Lantas, bagaimana dengan kepercayaan keagamaan yang menempatkan Tuhan sebagai penguasa takdir manusia? Apakah keyakinan kita atas kemahakuasaan Tuhan akan bergeser setelah kini kita mengetahui kekuasaan gen atas takdir manusia?

Dalam buku ini, ahli genetika John C. Avise menjabarkan berbagai penemuan mutakhir dalam genetika berikut aneka tantangan yang dihadirkannya bagi agama, filsafat, dan moralitas hidup manusia.


Pujian Pada Buku Ini:

"Profesor Avise telah memberi kita banyak bahan pemikiran dalam buku ini ... sungguh merupakan suatu kenikmatan untuk bergelut dengan gagasan-gagasan yang disajikannya."
—Charles J. Epstein, Trends in Genetics
"... Avise memberi penjelasan yang amat bagus perihal berbagai dampak etis yang muncul seiring bertambahnya pengetahuan kita tentang genetika manusia."
Publishers Weekly

LINK:
The Genetic Gods (Tuhan-Tuhan Genetis)
Beli Via Toko Buku Serambi Online
Lini: Risalah Ilmu dan Falsafah

Abrahamic Faiths

Abrahamic Faiths
Penulis: Dr. Jerald F. Dirks
Islam, Kristen, dan Yahudi memiliki lebih banyak unsur pemersatu daripada titik seteru. Ada banyak sekali kesamaan terkait dengan isi kitab suci maupun kisah tentang para nabi. Ketiga agama besar ini pun sama-sama menandaskan bahwa ketaatan sejati terhadap wahyu Ilahi harus dilambari hubungan yang benar dengan Tuhan dan sesama manusia. Bahkan, ketiganya dapat dipandang sebagai satu agama, sebagaimana diungkapkan secara berulang-ulang dan gamblang dalam Alquran: agama yang ditetapkan Tuhan untuk Nabi Muhammad dan pengikutnya adalah juga agama yang ditetapkan untuk Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa.
Kesatuan agama-agama Ibrahimi ini diibaratkan oleh Jerald F. Dirks laiknya sebuah pohon. Tiap-tiap agama mendaku sebagai batang utama pohon wahyu yang benar dan vertikal. Dua agama lainnya pun dianggap sebagai cabang yang menyimpang dari batang utama. Dari kiasan inilah Dirks beranjak membahas topik demi topik, termasuk petualangannya dari agama Kristen ke Islam.
Semua tersaji begitu mudah dan indah. Ringkasan-ringkasan cermat dan akurat akan membantu Anda memahami inti ajaran, sekaligus landasan kesamaan dan akar perbedaan, dari ketiga agama ini. Dirks juga menjawab sejumlah pertanyaan dasar seputar apa yang mesti dilakukan setelah mengetahui kesamaan dan perbedaan yang ada. Menurutnya, meyakini agama sendiri sebagai agama terbaik bukanlah fanatisme (intoleransi), melainkan ekspresi keimanan. Fanatisme baru terjadi manakala kita tak mampu menghargai tradisi agama dan keyakinan pihak lain. Maka, setiap pemeluk agama harus memperhalus retorika kala membahas agama lain. Dan, mereka harus berfokus pada visi yang lebih tinggi dari ketiga agama ini: komitmen menyembah Tuhan Yang Maha Esa, pemberantasan penyakit-penyakit sosial, dan upaya memperbaiki kesejahteraan hidup sesama.

LINK:
Abrahamic Faiths
Beli Via Toko Buku Serambi Online
Lini: Risalah Ilmu dan Falsafah

Kala Yesus Jadi Tuhan

Kala Yesus Jadi Tuhan
Penulis: Richard E. Rubenstein
Setelah hampir tiga ratus tahun mengalami penganiayaan, Kekristenan mencapai kemajuan mencengangkan pada 324, ketika Konstantinus Agung menjadi kaisar Romawi. Tanpa khawatir lagi akan keselamatan hidup mereka, umat Kristiani mulai menanyakan cara menetapkan keyakinan-keyakinan yang dapat disebut Kristen “sejati”. Di bawah pimpinan dua imam karismatik, Arius dan Athanasius—yang pertama mengajarkan bahwa Yesus, meskipun luar biasa kudus, lebih rendah daripada Allah; yang kedua meyakini bahwa Yesus adalah Allah sendiri dalam rupa manusia—perdebatan mengenai derajat keilahian Yesus memanas dan meningkat dari perbedaan pendapat yang hangat menjadi kekerasan dan pertumpahan darah.
Dengan detail yang hidup dan riset yang sangat cermat, Rubenstein melukiskan intrik politik, kerusuhan, dan perebutan kekuasaan yang terjadi pada salah satu momen paling penting dalam sejarah—momen yang memiliki kesejajaran mengagumkan dengan zaman kita.

Pujian Pada Buku Ini:

"Sebuah buku yang menakjubkan!"
—Pendeta Agung John Shelby Spong, pengarang Why Christianity Must Change or Die
"Sejarah gereja awal tidak pernah semenarik ini .... Pengarang buku ini mengembuskan napas kehidupan ke dalam pribadi-pribadi yang mendominasi kurun waktu sejarah masa ini .... bak sebuah novel, buku ini berhasil memikat pembaca."
—The Dallas Morning News
"Sebuah kisah yang demikian dramatis .... Rubenstein telah mengubah salah satu pertentangan besar dalam sejarah menjadi sebuah kisah yang memikat."
—Jack Miles pengarang God: A Biography
"Sebuah petualangan teologis yang hebat … dikisahkan dengan sangat bagus. Richard Rubenstein menampilkan suatu imajinasi historis dan teologis yang begitu hidup dan memahami bahwa teologi kadang kala (juga) bersifat politis dan terbentuk melalui kekacauan dan kebusukan sejarah umat manusia."
—Alan Jones dekan Grace Cathedral, San Francisco, dan pengarang The Soul\'s Journey

LINK:
Kala Yesus Jadi Tuhan
Beli Via Toko Buku Serambi Online
Lini: Risalah Ilmu dan Falsafah

KRAKATAU

KRAKATAU
Penulis: Simon Winchester
Apa hubungan letusan Krakatau tahun 1883 dengan
* tsunami Aceh tahun 2004?
* pergolakan Islam di Banten tahun 1888?
* cikal bakal perkebunan karet Indonesia?
* para penyair romantik Inggris seperti Gerard Manley Hopkins dan Marry Shelley?
* lukisan lanskap romantik Amerika aliran Hudson River?
* teori Evolusi Charles Darwin, yang pembuktiannya dilakukan dengan menunggangi hasil penelitian orang lain yang dilakukan di Indonesia , tetapi sang peneliti dibiarkan tidak kecipratan ketenaran dan kebesaran sang maha pakar?
* cikal bakal Revolusi Komunikasi dan Media, konsep Global Village, yang sekarang asyik dipergunjingkan oleh para Posmodernis? Simon Winchester menunjukkan bahwa letusan Krakatau 1883 bukanlah bencana alam biasa, melainkan sebuah fenomena yang memicu perubahan sosial, politis, ekonomis, teknologis mahabesar.
KRAKATAU adalah hasil penelusuran yang njlimet , yang bercabang-cabang ke segala arah secara sangat mencengangkan, yang begitu bervariasi, tetapi disajikan dengan bahasa dan penalaran yang sangat gamblang, sehingga bahkan suasana kehidupan di akhir abad ke-19 seakan baru terjadi kemarin sore

Pujian Pada Buku Ini:

"Winchester mempersembahkan sebuah cerita yang sangat terperinci—dan mengerikan."
Chicago Tribune
"Buku ini menyajikan renik-pernik yang begitu memukau, melewati setiap disiplin yang mungkin bisa dilewati. Pemahaman Winchester mengenai letusan gunung itu memaksa pembaca mengubah diri menjadi pemirsa yang melihat satu masalah dengan segala macam kacamata yang ada"
Simon Barnes, The Times .
"Ini adalah buku cerita, analisis historis, dan penjelasan ilmiah yang meluncur mulus, dengan perasaan yang kuat tetapi halus, dan dengan greget serta gairah yang sangat terukur. Winchester tak mampu menahan gairah yang meluap-luap tiap kali melihat renik-pernik apa pun yang ada di muka bumi ini (misalnya tentang barograf buah karya tangan yang berteknologi dan berseni tinggi, dan gambaran dalam benaknya tentang tiang-tiang telegraf yang berderap ke barat secara tak terhentikan)—buku ini sama sekali tidak pernah mengendur dalam memukau pikiran dan perasaan pembaca"
Michael Glover, Financial Times .
"Dalam Krakatoa , Winchester tidak hanya menemukan sebuah subjek yang kaya, tetapi juga kolaborator yang piawai. Winchester adalah penulis yang luar biasa anggun. Dia mungkin perancang transisi-transisi mulus yang paling besar di dunia, dan ia sering melantur dengan gaya yang begitu nalar dan anggun"
Lev Grossman, Time .

LINK:
KRAKATAU
Beli Via Toko Buku Serambi Online
Lini: Risalah Ilmu dan Falsafah

Ziarah & Wali di Dunia Islam

Ziarah & Wali di Dunia Islam
Penulis: Henri Chambert-Loir & Claude Guillot
Sampai kini, ziarah dan kewalian tradisi Islam yang hidup. Di sela gempita modernitas, wali-wali Islam adalah manusia yang telah melampaui batas kemanusiaan. Mereka dianggap pewaris spiritual Nabi. Makam mereka kerap dipandang sebagai kutup-kutup suci atau cabang-cabang Mekah.

Buku ini unik. Tradisi ziarah dipaparkan secara global, dengan beragam kajian regional yang mencangkup keseluruhan dunia Islam. Kawasan yang dikaji meliputi Timur Tengah, Mesir, Sudan, Kawasan Magribi, Afrika Barat, Afrika Timur, Iran, India, Pakistan, Bangladesh, Tiongkok, Turki dan Asia Tengah, Wilayah Balkan, dan Indonesia. Setiap kawasan dibahas dalam dua tulisan yang dilengkapi peta dan tulisan.

Berbeda dengan buku akademik lainnya, buku pengetahuan ini mudah dan asyik diikuti. Suguhan informasi sangat berharga, baik bagi peneliti, sejarawan, antropolog, maupun pelaku ziarah itu sendiri. Yang menarik, disajikan pula kritik dari kelompok yang mengecam praktik ziarah di setiap kawasan.



LINK:
Ziarah & Wali di Dunia Islam
Beli Via Toko Buku Serambi Online
Lini: Risalah Ilmu dan Falsafah

The Templar Revelation

The Templar Revelation
Penulis: Lynn Picknett dan Clive Prince
Tersibaknya Kode Rahasia Leonardo da Vinci
Dalam penyelidikan mereka atas Leonardo da Vinci dan Kain Kafan dari Turin , Lynn Picknett dan Clive Prince dikejutkan oleh petunjuk-petunjuk yang mereka temukan. Karya seniman dan ilmuwan besar abad Renaisans itu tampak menunjukkan adanya sebuah perkumpulan-agama rahasia. Ada tanda-tanda bahwa perkumpulan rahasia itu masih hidup hingga kini. Dan, kedua penulis ini mendapati petunjuk lebih jauh di sebuah gereja abad ke-20 di London .
Itu barulah awal pencarian. Keduanya lalu melakukan serangkaian pencarian menembus ruang dan waktu menuju jantung okultisme dan sejarah gelap Eropa yang melibatkan berbagai kelompok misterius seperti Freemason, kaum Kathar, dan Para Kesatria Templar.
Ketika menggali lebih dalam, petunjuk yang ada menuntun mereka ke berbagai gagasan dan keyakinan abad pertama Masehi. Mereka juga terpandu ke pandangan baru yang menghebohkan tentang karakter dan motif-motif sebenarnya dari orang yang diyakini sebagai pendiri Kekristenan ... tentang peran Yohanes Pembaptis dan Maria Magdalena. Kedua penulis ini membongkar sebuah sejarah tersembunyi, yang telah dipendam selama berabad-abad, dan yang bab terakhirnya mungkin dapat menghancurkan dasar Gereja ....

LINK:
The Templar Revelation
Beli Via Toko Buku Serambi Online
Lini: Risalah Ilmu dan Falsafah

Selamatkan Yesus dari Orang Kristen!

Selamatkan Yesus dari Orang Kristen!
Penulis: Clayton Sullivan
Kristen ortodoks telah menyembunyikan Yesus dalam benteng dogma. Buku ini menarik Yesus keluar dari situ.
"... buku ini ditulis untuk kaum awam yang kritis yang tidak puas dengan sistem kepercayaan yang mereka dapati dalam Kristen ortodoks. Saya menulis Selamatkan Yesus dari Orang Kristen! karena meyakini bahwa kita sedang hidup dalam suatu era yang menuntut rekonseptualisasi agama Kristen. Saya berharap buku kecil ini membantu tercapainya tujuan itu."
Selama berabad-abad, tak seorang pun di dalam ataupun di luar Gereja yang memberikan perhatian khusus pada kehidupan manusiawi dan duniawi yang dijalani Yesus sebagai seorang Yahudi di perbatasan paling timur Imperium Romawi. Agama Kristen ortodoks terus saja memandang bahwa Yesus adalah pribadi misterius yang adikodrati yang terdapat dalam nyanyian-nyanyian dan lagu-lagu pujian, kepercayaan dan dogma, patung-patung ukiran dan jendela mozaik ....
Dengan ungkapan lain, orang Kristen selama ini cenderung memandang Yesus melalui kaca mata teologi atau dogma, tidak melalui kaca mata sejarah. Para teolog telah mengerahkan energi untuk menempa Dogma Tritunggal. Mereka sibuk merenungkan: Apakah makna kematian Yesus? Bagaimana watak ilahi dan watak manusiawi bisa berada bersama-sama di dalam dirinya? Bagaimana menerangkan inkarnasi? Perhatian berkepanjangan pada pertanyaan-pertanyaan ini membawa Yesus menjadi tersembunyi dalam benteng keyakinan.
Selama berabad-abad, kepercayaan tentang Yesus yang dibangun para teolog itu diterima tanpa pertanyaan. Namun, buku ini memaparkan bahwa kini sebagian dari kepercayaan itu tidak lagi mendapat sambutan semeriah sebelumnya dan telah ketinggalan zaman. Dari itu, timbul kebutuhan untuk menyelamatkan Yesus dari penjara keyakinan yang terdiri atas kepercayaan-kepercayaan yang tidak bermakna lagi bagi banyak orang.
Clayton Sullivan menawarkan empat strategi baru untuk membantu orang Kristen menemukan suatu keimanan yang sejalan dengan keilmuan terbaik yang ada. Sullivan mencermati beberapa pertanyaan besar dan memanfaatkan pertanyaan-pertanyaan itu untuk mengajukan jalan penyelamatan Jesus dari belenggu kredo yang telah dipasangkan Kristen ortodoks terhadapnya.
"Saya tidak mengatakan bahwa Kristen yang nyelidik yang berjuang untuk kejujuran intelektual adalah dengan sendirinya lebih unggul daripada Kristen ortodoks. Namun, saya berpendapat bahwa itu adalah versi alternatif yang sah dari Kristen."
"Saya tidak bermaksud menulis riwayat hidup Yesus, karena ada banyak buku mengenai riwayat hidup Yesus yang ditulis dengan sangat bagus. Saya juga tidak bermaksud membahas hal-hal yang tidak diperselisihkan sebelumnya. Sebaliknya, saya ingin membahas pertanyaan-pertanyaan problematis kontroversial yang mengenai hal-hal tersebut orang-orang yang bermaksud baik bisa berselisih pendapat. Misalnya: Apa risalah utama Yesus yang disampaikannya kepada orang-orang Yahudi yang sezaman dengannya? Bagaimana sikapnya terhadap orang-orang yang bukan Yahudi? Keadaan seperti apakah yang meliputi kelahirannya? Apakah Yesus percaya bahwa dia adalah Tuhan? Bagaimanakah pandangan moralnya? Mengapa ia disalib oleh bangsa Romawi?..... Saya akan memaparkan bahwa agama Kristen sama sekali tidak perlu takut atas pertanyaan-pertanyaan itu atau jawaban yang diberikan padanya oleh para peneliti pasca-Pencerahan."

Pujian Pada Buku Ini:

"Efektif dan masuk akal." Library Journal
"Sangat nyaman dibaca, buku ini dirancang untuk memaksa para pemimpin Kristen ke suatu kejujuran baru dan Gereja Kristen ke suatu Reformasi Baru. Buku ini menantang dengan tajam rumusan-rumusan ortodoks tradisional, tapi sekaligus melakukan serangan itu dengan mengutip dari sumber-sumber yang sama dengan yang dipakai oleh ortodoksi untuk mengklaim otoritasnya. Rangkaian kata Sullivan harus diperhatikan oleh semua pencari kebenaran."
John Shelby Spong, penulis A New Christianity for a New World

LINK:
Selamatkan Yesus dari Orang Kristen!
Beli Via Toko Buku Serambi Online
Lini: Risalah Ilmu dan Falsafah

Relativisme Etika

Relativisme Etika
Penulis: Mohammad A. Shomali
Zaman kita sering disebut era keruntuhan “narasi-narasi besar”. Pada era ini, beragam bentuk keyakinan yang bersandar pada nilai-nilai absolut mengalami gugatan serius. Di semua lini kehidupan, mulai dari sosial, politik, hukum, sampai seni, seakan berlaku diktum: nilai apa pun yang bertendensi menjadi absolut harus ditampik.
Relativisme Etika merekam bagaimana gugatan terhadap “absolutisme” itu berlangsung pada ranah etika dan moral. Misalnya, diperlihatkan bagaimana terjadi perubahan persepsi di kalangan masyarakat mengenai nilai-nilai yang dianut. Bila selama ini diyakini bahwa hanya ada satu moralitas yang paling benar, maka kini tak lagi. Relativisme etika berpendapat, ada banyak bentuk moralitas yang sama benarnya. Moralitas orang Barat, misalnya, tak lebih benar daripada moralitas orang Afrika; begitu pun yang lain.
Relativisme etika menyanggah klaim superioritas nilai moral. Dengan begitu, ia menawarkan jalan menuju pluralitas pilihan, pendapat, dan opsi moral. Setiap individu, kelompok, atau masyarakat tidak dapat memaksakan pilihannya kepada yang lain. Masing-masing harus saling menghormati, demi menjaga agar keragaman dan pluralitas tadi tidak tercederai.
Tapi membabi-buta meyakini relativisme etika juga berbahaya karena berpotensi menjurus pada nihilisme dan anarki. Orang dapat berbuat sesukanya atas nama relativisme, tanpa peduli tanggung jawab dan kewajibannya kepada sesama. Untuk itu, diperlukan seperangkat kriteria moral yang objektif, yang bisa dijadikan pedoman bersama dalam menangani persoalan-persoalan etika.
Dalam buku ini, kita diajak menyisir perdebatan hangat di kalangan filsuf moral, sekaligus memetik wawasan baru dari berbagai dilema relativisme moral yang berhubungan dengan isu-isu etika terapan dalam wacana kontemporer, seperti multikulturalisme, hak asasi manusia (HAM), aborsi, etika lingkungan, dan lain sebagainya.

LINK:
Relativisme Etika
Beli Via Toko Buku Serambi Online
Lini: Risalah Ilmu dan Falsafah

Mapping Human History

Mapping Human History
Penulis: Steve Olson
Setelah berpetualang melintasi empat benua, Steve Olson penulis-sains terkemuka saat ini berhasil melacak asal-usul manusia modern dan penyebaran para leluhur kita di seluruh dunia selama lebih dari 150.000 tahun silam. Ditopang oleh sumber yang amat kaya, termasuk penelitian genetik paling mutakhir, bukti-bukti linguistik, dan penemuan-penemuan arkeologis, Olson menunjukkan kesatuan yang mengejutkan di antara manusia modern dan membuktikan betapa naifnya sebagian gagasan kita tentang asal-mula leluhur manusia. Kini, ulas Olson, tulang dan batu bukanlah satu-satunya catatan tentang masa lalu kita. Belakangan diketahui, sesungguhnya setiap orang membawa sebuah catatan dalam hampir setiap sel tubuhnya. DNA (deoxyribonucleic acid) manusia, suatu molekul panjang dan kompleks yang meneruskan informasi genetik dari satu generasi ke generasi berikutnya, membawa jejak sejarah manusia yang tak mungkin terhapus. DNA kita merekam evolusi seekor kera Afrika yang mulai berjalan dengan dua kaki lebih dari empat juta tahun yang lampau. DNA mencatat kemunculan manusia modern di savana-savana Afrika bagian timur sekitar 7.500 generasi yang lalu. DNA juga dapat memberi informasi tentang diversifikasi manusia modern jadi berbagai “ras” dan “kelompok etnik” yang kita kenal sekarang ini.
     Buku ini menawarkan sebuah geneologi seluruh manusia, menjelaskan—misalnya—mengapa setiap orang mengaku Julius Caesar dan Confucius sebagai nenek moyangnya; kapan dan bagaimana kelompok-kelompok manusia kemudian memiliki tampilan-tampilan fisik yang beragam dan apa makna tampilan-tampilan fisik ini; serta bagaimana kelompok-kelompok itu bercampur dan bercerai-berai.
     Olson juga menyuguhkan perspektif baru yang mengejutkan tentang penemuan agrikultural, asal-usul bahasa, konsep ras, dan sebagainya. Dengan pemaparan yang cemerlang dan memikat, Mapping Human History bakal mengubah cara kita berpikir tentang diri kita sendiri dan hubungan kita dengan orang lain.

Pujian Pada Buku Ini:

Steve Olson secara sangat apik mendeskripsikan salah satu kesimpulan terpenting yang diperoleh dari Proyek Genom Manusia: adanya kesatuan spesies manusia yang mengagumkan pada tingkat genetik. Sambil membawa pembaca dalam sebuah wisata yang memesona untuk mengarungi sejarah kehidupan manusia selama lebih dari 100.000 tahun yang lalu, Olson mengeksplorasi implikasi-implikasi dari sejarah tersebut yang amat relevan dengan kehidupan dunia modern kita sekarang. Buku ini sangat bagus dan penting.
Eric S. Lander Direktur Whitehead Institute/MIT Center for Genome Research dan Guru Besar Biologi di Massachusetts Institute of Technology
Buku yang ditulis secara sangat lancar dari sebuah hasil penelitian yang cermat ini selayaknya dibaca oleh setiap orang. Kita niscaya perlu mengambil pelajaran-pelajaran penting dalam Mapping Human History—termasuk ide bahwa tak satu kelompok etnis pun di dunia ini lebih tinggi secara biologis dari kelompok lain—setelah tragedi 11 September 2001
Bruce Alberts Presiden the National Academi of Sciences
Eksplorasi-eksplorasi baru senantiasa menarik perhatian dan menyibak sejarah bagaimana umat manusia mendiami hampir semua wilayah dunia ini. Steve Olson mengubah penelitian ilmiahnya jadi sebuah cerita detektif yang seru yang memberi kejelasan sekaligus hiburan.
Ian Tattersall Penulis Extinct Humans dan Becoming Human, dan kurator di Museum Sejarah Alam Amerika
Buku ini merupakan sebuah penangkal yang sempurna bagi sikap fanatik.
Luca Cavalli-Sforza Penulis Genes, People, and Languages, dan salah satu penulis The History and Geography of Human Genes, serta Guru Besar Emeritus Genetika pada Stanford University
Karya Steve Olson ini mengilustrasikan secara bernas dan mudah dicerna bahwa semua manusia saling berhubungan erat. Buku ini diperuntukkan bagi semua kalangan.
Craig Venter Ketua Proyek Perangkaian Genom Manusia, dan anggota Institute for Genomic Researc

LINK:
Mapping Human History
Beli Via Toko Buku Serambi Online
Lini: Risalah Ilmu dan Falsafah